Hooliganisme Dalam Sepakbola
Hooligan, apa yg ada di benak anda
ketika mendengar kata itu. Sebagian besar orang pasti langsung berpikiran ke
arah negatif. Suporter nakal, yg sering berbuat onar, pengrusakan, dsb.
Tapi memang begitulah cara mereka,
cara mereka mempertahankan keeksistensian mereka. Semua ini juga demi apa yg
mereka bela, apa yg mereka dukung, dan tentunya kebanggaan bagi mereka.
Di negaranya, Inggris kamus buatan
Oxford mengartikan bahwa Hooligan adalah anak muda yang yang sering sekali
berbuat rusuh dan bertindak kekerasan di tempat umum. Ada juga yang
mendefinisikan Hooligan adalah sekelompok masyarakat yang mengalami
keterpinggiran sosial, memebeda – bedakan antara si miskin dan si kaya. Hal ini
lah yang membuat mereka (Hooligan.red) membedakan diri dengan membentuk
kelompok sendiri.
Biasanya para Hooligan bisa dilihat dari cara mereka datang untuk
mendukung tim kesayangannya. Biasanya mereka datang bergerombol menggunakan
mobil pick up dan truk sambil meneriakan dukungan, kemudian mencaci orang –
orang jika ada yang melihatinya, mabok – mabokan dan menggunakan pakaian yang
acak – acakan.
Kelakuan para Hooligan yang paling parah terjadi ketika
final Liga Champion digelar pada tanggal 29 Mei 1985. Ketika itu pertandingan
antara Liverpool melawan Juventus. Seusai pertandingan selesai, terjadilah baku
hantam antar suporter. Dan Hooligan dengan kebringasannya berhasil menewaskan
39 pendukung Juventus. Karena kelakuannya ini, pada saat itu tim sepakbola
Inggris dilarang bermain sepakbola di Eroap selama 5 tahun. Sampai sekarang
Hooligan masih ada di tanah Inggris dan sudah banyak dilihat dengan banyak
dibentuknya club Hooligan
Satu hal yg membuat Hooligan di luar negeri istimewa adalah,
mereka tidak akan melakukan pengrusakan atapun berbuat onar selama masih di
lingkup wilayahnya sendiri, karena hal tersebut juga pasti akan berpengaruh
terhadap mereka sendiri. Satu hal yang sangat sulit ditiru di negeri ini.
Comments
Post a Comment