Bagaimanapun, kita harus siap untuk kehilangan dan hilang.
Satu yang masih jadi pertanyaan dalam kehidupan buat gue adalah, kenapa
harus ada kematian? Anak rohis mungkin bakal jawab, hidup di dunia cuma
sementara, hidup di akhirat yang abadi. Terus gue nanya lagi ke anak
rohis tersebut, kenapa harus ada kehidupan di dunia? Kalo di akhirat ada
kehidupan yang abadi? Anak rohisnya malah azan dulu, bukannya jawab
pertanyaan gue. Gue jawab aja sendiri, buat gue kematian itu ada biar
kita bisa menghargai kehidupan. Kehidupan sementara di dunia ini adalah
cara Dia buat nunjukkin ke kita bagaimana rasanya kehilangan.
Kita mulai permainannya.
Kehilangan disini bukan cuma kematian, kehilangan disini bukan masalah
mati aja. Kenapa harus ada perjumpaan ketika akhirnya bakalan ada
perpisahan? Kenapa ada jadian kalo ada putus? Semua tentang penghargaan,
semuanya mungkin emang tentang bagaimana cara lo menghargai seseorang
yang masih ada di samping lo saat ini.
Hidup buat gue cuma sekedar arena belajar buat menghadapi sebuah
kehilangan. Kehilangan apapun itu, kita semua, sampai saat ini pasti
udah ngalamin kehilangan tersebut. Entah udah berapa kali gue
kehilangan, kehilangan apapun itu. Dan gue rasa kalian juga pasti udah
banyak kehilangan. Hidup cuma masalah kedatangan dan kepergian, masalah
ke-ada-an dan ke-tidak-ada-an. Hidup cuma cerita, cerita tentang
meninggalkan dan cerita yang ditinggalkan.
Masalah kehilangan cinta, pasti juga pernah. Lo juga pasti pernah.
Gimana rasanya kehilangan seseorang yang berarti buat lo, gimana rasanya
lo kehilangan sosok yang selalu ada di inbox hp lo, ya mungkin sampai
sekarang masih tetep ada, dan peran dia udah beda, bukan lagi pacar lo.
Gimana rasanya lo ditinggalin dia, atau gimana rasanya lo ninggalin dia.
Atau, kalian berdua sama-sama punya keputusan untuk sama-sama
menghilang satu sama lain.
Gue sadar, semua yang ada di sekeliling gue, di dalam rumah ini, di
dalam kelas gue, temen-temen gue, pacar, laptop gue, hp gue.
Pada waktunya nanti mereka bakalan hilang, pada waktunya nanti mereka
bakalan pergi. Antara gue yang bakal ninggalin mereka duluan, atau
mereka yang ninggalin gue. Antara mereka yang menghilang dari pandangan
gue, atau gue yang menghilang dari mereka.
Kita juga udah kehilangan waktu. Waktu atau saat kita mengalami
kehilangan nggak bisa diperbaiki, tapi bisa dipersiapkan. Bagaimana kita
mempersiapkan sebuah kehilangan dengan indah, gimana caranya orang lain
juga mempersiapkan kehilangan kita. Gue, lo, dia, atau kalian, akan
terus menerus mengalami kehilangan, sampai nanti tiba waktunya, sampai
nanti waktunya kita menghilang. Sampai waktu kita untuk mengalami sebuah
kehilangan telah habis.
Bagaimanapun, ini hidup. Kita belajar dari hidup, bukan hidup untuk
belajar. Kita belajar tentang sebuah kehilangan, sebuah pelajaran yang
nggak bakal terpikirkan, tapi bakal terus-menerus terjadi. Ini hidup,
dimana selalu berakhir dengan sebuah kehilangan atau ke-hilang-an. Ini
hidup, yang akan terus memproduksi cara-cara atau scene-scene kehilangan
selanjutnya buat kita. Sebuah kehilangan, sebuah kepergian adalah poin
terbaik dari kehidupan. Kita tau itu, kita tau dan berusaha untuk tidak
memikirkan hal itu, tapi mereka bakal terus-menerus ada, ya sampai kita
nggak ada.
Selamat menyiapkan kehilangan kalian.
Comments
Post a Comment