Kritik Arsitektur Istana Bogor
Nama : Adhitya Nur
Pratama
NPM : 20314224
Kelas : 4TB06
Kritik Arsitektur Deskriptif
Kritik Arsitektur Deskriptif bersifat tidak menilai,
tidak menafsirkan, atau semata – mata membantu orang melihat apa yang
sesungguhnya ada. Kritik ini berusaha mecirikan fakta – fakta yang menyangkut
sesuatu lingkungan tertentu.
- Dibanding metode kritik lain metode kritik
deskriptif tampak lebih nyata (faktual) Deskriptif mencatat fakta-fakta
pengalaman seseorang terhadap bangunan atau kota.
-
Lebih bertujuan pada kenyataan bahwa jika kita tahu apa yang sesungguhnya suatu
kejadian dan proses kejadiannya maka kita dapat lebih memahami makna bangunan.
-
Lebih dipahami sebagai sebuah landasan untuk memahami bangunan melalui berbagai
unsur bentuk yang ditampilkannya.
-
Tidak dipandang sebagai bentuk to judge atau to interprete. Tetapi sekadar
metode untuk melihat bangunan sebagaimana apa adanya dan apa yang terjadi di
dalamnya.
Kritik
Arsitektur Deskriptif terdiri dari 3 metode yaitu :
1.
Kritik Depiktif / Depictive Criticism (Gambaran bangunan)
Depictive kritik tidak dapat disebut
kritik sepenuhnya karena tidak menggunakan pertanyaan baik atau buruk. Kritik
ini focus pada bagian bentuk, material, serta teksture. Depictictive kritik
pada sebuah bangunan jarang digunakan karena tidak menciptakan sesuatu yang
controversial, dan dikarenakan cara membawakan verbal mengenai fenomena fisik
jarang provocative atau seductive to menahan keinginan pembaca untuk tetap
memperhatikan. Fotografi paling sering digunakan ketika ketelitian dalam
penggambaran bahan bangunan diinginkan.
2.
Kritik Biografis / Biographical Criticism (Riwayat Hidup)
Kritik yang hanya mencurahkan perhatiannya
pada sang artist (penciptanya), khususnya aktifitas yang telah dilakukannya.
Memahami dengan logis perkembangan sang artis sangat diperlukan untuk
memisahkan perhatian kita terhadap intensitasnya pada karya - karyanya secara
spesifik.
3.
Kritik Kontekstual Contextual Criticism (Persitiwa)
Untuk memberikan lebih ketelitian untuk
lebih mengerti suatu bangunan, diperlukan beragam informasi dekriptif,
informasi seperti aspek-aspek tentang sosial, political, dan ekonomi konteks
bangunan yang telah didesain. kebanyakan kritikus tidak mengetahui
rahasia informasi mengenai faktor yang mempengaruhi proses desain kecuali
mereka pribadi terlibat. Dalam kasus lain, ketika kritikus memiliki beberapa
akses ke informasi, mereka tidak mampu untuk menerbitkannya karena takut
tindakan hukum terhadap mereka. Tetapi informasi yang tidak controversial
tentang konteks suatu desain suatu bangunan terkadang tersedia.
KRITIK ARSITEKTUR ISTANA BOGOR
Berawal
dari keinginan orang – orang Belanda yang bekerja di Batavia untuk mencari
tempat peristirahatan. Karena mereka beranggapan bahwa kota Batavia terlalu
panas dan ramai, sehingga mereka perlu mencari tempat – tempat yang berhawa
sejuk di luar kota Batavia.
Gubernur
Jendral Belanda bernama G.W. Baron van Imhoff, ikut melakukan pencarian itu dan
berhasil menemukan sebuah tempat yang baik dan strategis di sebuah kampung yang
bernama Kampong Baroe, pada tanggal 10 Agustus 1744. Setahun kemudian, yaitu
pada tahun 1745 Gubernur Jendral van Imhoff memerintahkan pembangunan atas
tempat pilihannya itu sebuah pesanggrahan yang diberi nama Buitenzorg ( artinya
bebas masalah / kesulitan ). Dia sendiri yang membuat sketsa bangunannya dengan
mencontoh arsitektur Blenheim Palace, kediaman Duke of Malborough, dekat kota
Oxford di Inggris. Proses pembangunan gedung itu dilanjutkan oleh Gubernur
Jendral yang memerintah selanjutnya yaitu Gubernur Jendral Jacob Mossel pada
masa dinasnya tahun 1750 – 1761.
Pada
tahun 1750 – 1754 bangunan ini sempat mengalami rusak berat sebagai akibat
serangan dari rakyat Banten yang anti Kompeni, di bawah pimpinan Kiai Tapa dan
Ratu Bagus Buang. Pada masa Gubernur Jendral Willem Daendels pesanggrahan
tersebut diperluas dengan memberikan penambahan baik ke sebelah kiri maupun
kanan gedungnya, gedung induknya dijadikan menjadi dua tingkat. Halamannya yang
luas juga dipercantik dengan didatangkannya enam pasang rusa tutul dari
perbatasan India dan Nepal.
Kemudian
pada masa pemerintahan Gubernur Jendal Baron van der, dilakukan perubahan besar
– besaran. Sebuah menara di tengah – tengah gedung induk didirikan sehingga
istana semakin megah, Sedangkan lahan di sekeliling istana dijadikan Kebun Raya
yang peresmiannya dilakukan pada tanggal 18 Mei 1817. Pada tahun 1834 gedung
ini kembali mengalami kerusakan berat, ketika terjadi gempa bumi vulkanik akibat
letusan gunung salak.
Pada
masa pemerintahan Gubernur Jendral Albertus Yacob Duijmayer van Twist, bangunan
lama sisa gempa dirubuhkan, kemudian dengan mengambil arsitektur eropa Abad IX,
bangunan baru satu tingkat didirikan. Perubahan lainnya adalah dengan menambah
dua buah jembatan penghubung gedung induk dan gedung sayap kanan dan sayap kiri
yang dibuat dari kayu berbentuk lengkung. Bangunan istana baru terwujud secara
utuh pada masa kekuasaan Gubernur Jendral Charles Ferdinand Pahud de Montager.
Dan pada pemerintahan, selanjutnya tepatnya tahun 1870, Istana Buitenzorg
ditetapkan sebagai kediaman resmi para Gubernur Jendral Belanda.
Pada
akhir perang dunia II, Jepang menyerah kepada tentara Sekutu, kemudian
Indonesia menyatakan kemerdekaannya. Barisan Keamanan Rakyat ( BKR ) sempat
menduduki Istana Buitenzorg untuk mengibarkan bendera merah putih. Istana
Buitenzourg yang namanya kini menjadi Istana Kepresidenan Bogor diserahkan
kembali kepada pemerintah republik ini pada akhir tahun 1949. Setelah masa
kemerdekaan, Istana Kepresidenan Bogor mulai dipakai oleh pemerintah Indonesia
sejak Januari 1950. Fungsi istana Bogor berubah menjadi kantor urusan
kepresidenan serta menjadi kediaman resmi Presiden Republik Indonesia.
Istana
Bogor terletak di pusat Kota Bogor yaitu di jalan Ir. H. Juanda No. 1 Kelurahan
Paledang, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat. Istana Bogor secara
keseluruhan memiliki luas sekitar 28,8 hektare. Terdiri atas 1,5 hektare
bangunan dan sisanya taman atau pekarangan istana.
Sumber
: http://www.disparbud.jabarprov.go.id
Bentuk Istana Bogor sangat simetris dengan
Gedung Induk yang terletak dibagian tengah yang diapit 2 bangunan dibagian
sayap kanan dan sayap kirinya, istana bogor di dominasi dengan warna putih pada
bagian dindingnya. Bangunan induk istana berfungsi untuk menyelenggarakan acara
kenegaraan resmi, pertemuan, dan upacara. Sayap
kiri istana memiliki enam kamar tidur yang digunakan untuk tempat menginap bagi
tamu negara
asing, Sedangkan sayap kanan bangunan memiliki empat kamar tidur yang digunakan
untuk menginap bagi kepala negara yang berkunjung. Dulunya bangunan induk dan
bangunan sayap dihubungkan dengan jembatan kayu lengkung namun pada tahun 1952
diubah menjadi koridor.
Bangunan induk Istana Bogor terdiri
dari:
- Pada tahun 1964 dibangun khusus bangunan yang dikenal dengan nama Dyah Bayurini sebagai ruang peristirahatan presiden dan keluarganya, bangunan ini termasuk lima paviliun terpisah.
- Kantor pribadi Kepala Negara
- Perpustakaan yang dilengkapi dengan buku
- Ruang makan
- Ruang sidang menteri - menteri dan ruang pemutaran film
- Ruang Garuda sebagai tempat upacara resmi
- Ruang teratai sebagai sayap tempat penerimaan tamu - tamu negara.
- Kaca Seribu
Sumber
: http://www.disparbud.jabarprov.go.id
Pada bagian teras depan gedung induk
terdapat 6 pilar penopang bergaya iona yang menyatu dengan serambi muka yang memberikan
kesan megah pada bangunan istana. Dibagian atas terdapat lambang Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yaitu Garuda Pancasila.
Sumber
: https://news.okezone.com
Sementara
anak tangga yang semula berbentuk setengah lingkaran kini telah diubah
bentuknya menjadi lurus.
Sumber
: erichasmablog.wordpress.com
Pada
bagian interior bangunan induk (Ruang Garuda) memiliki 16 pilar - pilar bergaya
korintia mengelilingi ruangan pertemuan yang memberikan kesan megah dan
berfungsi untuk menopang langit - langit, dibagian langit – langit terdapat ornament
– ornament bergaya yunani yang memperindah interior ruangan. Terdapat jendela
yang mengelilingi sekitar ruangan sebagai pencahayaan alami pada bangunan.
Sumber : http://www.satuharapan.com
Ruang
Teratai yang terletak di
belakang serambi terbuka gedung induk Istana Bogor. Penamaan ini bermula dengan
adanya sebuah lukisan bunga teratai yang dibuat tahun 1952 karya c.L. Dake, Jr.
Banyak
barang asli turun temurun yang berada di Istana Bogor rusak, hancur, atau
hilang pada masa Perang Dunia II. Karena itu, seluruh karya seni dan perabotan
klasik yang berada di Istana Bogor bermula dari awal tahun 1950. Koleksi - koleksi
karya seni dan dekorasi internasional banyak berasal dari hadiah Negara - negara
asing, yang memberikan aksen mewah di Istana Bogor. Salah satunya adalah tempat
penyangga lilin cristal bergaya Bohemian dan karpet langka dari Persia
yang melapisi lantai ruang utama di Istana Bogor.
Koleksi istana bogor meliputi:
- 450 lukisan, di antaranya adalah; karya pelukis Indonesia Basuki Abdullah, pelukis Rusia Makowski, dan Ernest Dezentjé.
- 360 patung.
- Susunan lantai keramik mewah yang tersebar di istana. Salah satu dari koleksi keramik yang paling mengesankan, berasal dari Rusia, sumbangan dari Perdana Menteri Khrushchev pada tahun 1960.
- Hadiah hadiah kenegaraan, di antaranya adalah tengkorak harimau berlapis perak, hadiah dari Perdana Menteri Thanom Kittikachorn dari Thailand pada tahun 1958.
- Tempat Penyangga lilin cristal bergaya Bohemian dan karpet langka dari Persia.
- Marmer didatangkan langsung dari Italia.
- Lampu kristal dari Cekoslovakia.
- Perabotan kayu dari Jepara.
Sumber :
Comments
Post a Comment