BAB III


 BAB III 
GAMBARAN KAWASAN

3.1. Gambaran Kawasan
Bandar Udara Internasional Kemayoran terletak di Jalan Angkasa Raya No. 10 Gunung Sahari, Kemayoran, Jakarta Pusat. Bandar Udara Internasional Kemayoran merupakan Bandar udara pertama yang melayani rute internasional di Indonesia. Pada masanya Bandar udara ini tidak hanya digunakan sebagai penerbangan sipil namun juga digunakan sebagai penerbangan militer. Bandar udara Internasional Kemayoran dibangun diatas lahan seluas 4.189.115 meter persegi.
Pada tahun 1940 Bandar Udara Internasional Kemayoran dijadikan sebagai tempat menyelenggarakan Airshow untuk memperingati hari jadi Ratu Wilhelmina, seiring dengan padatnya lalu lintas udara yang ada di Bandar Udara Internasional Kemayoran penerbangan domestic yang ada di Bandar Udara Internasional Kemayoran sempat dipindahkan ke Bandara Udara Halim Perdanakusuma sebelum dipindahkan secara keseluruhan ke Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta. Pada tanggal 31 Maret 1985 tepatnya pukul 00:00 WIB Bandar Udara Internasional Kemayoran resmi berhenti beroperasi.
Setelah Bandar Udara Internasional Kemayoran resmi berhenti beroperasi, Pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah No 31 Tahun 1985 untuk menghindarkan perebutan kewenangan antar instansi terhadap areal bekas Bandar Udara Internasional Kemayoran. Berdasarkan peraturan tersebut kekayaan Negara yang merupakan sebagian modal Perum Angkasa Pura I ditarik kembali sebagai kekayaan Negara. Untuk pemanfaatan lebih lanjut dibentuklah Badan Pengelola Komplek Kemayoran (BPKK) berdasarkan Keputusan Presiden RI No 53 Tahun 1985.
Saat ini jejak Bandar Udara Internasional Kemayoran semakin terkubur karena himpitan pembangunan, kini yang masih terlihat hanya dua menara pengawas (menara ATC) dan gedung bekas terminal Bandar Udara Internasional Kemayoran. Sedangkan dua landasan pacu (runway) yang ada di Bandar Udara Internasional Kemayoran kemudian beralih fungsi menjadi jalan raya.
Bekas landasan pacu (runway) Bandar Udara Internasional Kemayoran dijadikan jalan raya karena memiliki struktur konstruksi yang kuat karena menggunakan konstruksi standar landasan pacu Bandar udara internasional.
Saat ini landasan pacu (runway) utara - selatan (17-35) dengan ukuran 2.475 x 45 meter menjelma menjadi Jalan Benyamin Sueb. Nama Jalan Benyamin Sueb diusulkan oleh Pemerintah DKI Jakarta karena Benyamin Sueb merupakan seorang tokoh dan artis serba bisa keahiran Jakarta yang merupakan warga asli Kemayoran.

                                                    


Sedangkan saat ini landasan pacu (runway) barat - timur (08-26) dengan ukuran 1.850 x 30 meter menjadi Jalan HBR Motik.

                                                    

Selain terdapat bekas Landasan pacu (runway) yang telah beralih fungsi menjadi jalan, terdapat juga bekas dua bangunan Menara Air Trafic Control (ATC) Bandar Udara Internasional Kemayoran yang masih erdiri tegak dan kokoh diantara gedung – gedung di kawasan kemayoran. Menara Air Trafic Control (ATC) ini di cat dengan warna dan motif seperti pada saat masih aktif sebagai menara pengatur lalu lintas udara di Bandar Udara Internasional Kemayoran. Kondisi dibagian dalam bangunan Menara Air Trafic Control (ATC) sangat usang dan memprihatinkan, kontras dengan kondisi eksteriornya. Di dalam Menara Air Trafic Control (ATC) terdapat tangga untuk naik ke lantai dua yang terbuat dari material besi, kondisi tangga tersebut sudah termakan usia.
Di sekitar bangunan Menara Air Trafic Control (ATC) ini ditumbuhi banyak tanaman ilalang, bangunan Menara Air Trafic Control (ATC) ini juga diberi pagar yang terbuat dari matrial besi agar terhindar dari tangan jahil orang.
Bangunan Menara Air Trafic Control (ATC) Bandar Udara Internasional Kemayoran ini merupakan Menara ATC pertama yang ada di Asia. Menara Air Trafic Control (ATC) ini telah dijadikan Bangunan cagar budaya yang harus dilestarikan sesuai dengan SK Gubernur DKI Jakarta Nomor 475 Tahun 1993, keputusan tersebut ditanda tangani langsug oleh Gubernur DKI Jakarta Soerjadi Soedirja.
Menara Air Trafic Control (ATC) Bandar Udara Internasional Kemayoran ini juga sering disebut sebagai Menara Tintin, karena menara ini tampil di dalam serial komik Tintin.

                                                          

                                                      

                                                      

Terdapat juga bekas bangunan terminal Bandar Udara Internasional Kemayoran yang bangunannya masih dipertahankan hingga saat ini. Kondisi bangunan terminal Bandar udara kemayoran yang di dominasi warna putih dengan beberapa list warna merah tersebut tak terurus. Pada beberapa bagian interior bangunan terminal ini terdapat coretan akibat ulah tangan jahil orang.
Di dalam bangunan terminal Bandar Udara Internasional Kemayoran terdiri dari beberapa ruang tunggu keberangkatan dan ruang tunggu VIP yang sering digunakan oleh Presiden pertama Indonesia Ir. Soekarno menunggu kedatangan tamu dari kepala Negara lain seperti kedatangan Ratu Juliana pada tahun 1970.


Dibagian eksterior bangunan yang dulunya digunakan sebagai apron tempat parkir pesawat kini digunakan sebagai lahan tempat parkir kendaraan. Terdapat juga area bekas Restoran yang pada bagian dindingnya terdapat coret – coretan akibat ulah tangan jahil.
Pada area pintu masuk Terminal Bandar Udara Internasional Kemayoran juga nampak kondisinya tidak terurus.





Di dalam gedung bekas bangunan terminal Bandar Udara Internasional Kemayoran ini juga terdapat tiga relief yang bertema “Manusia Indonesia”, “Flora dan Fauna Indonesia” dan “Sangkuriang”. Ketiga relief tersebut terbuat dari material beton yang dibuat pada tahun 1957 oleh para seniman Indonesia antara lain Sindoesodarsono Soedjojono, Harijadi Sumidjojo dan Surono serta para murid – muridnya atas permintaan Presiden Soekarno.
Sindoesodarsono Soedjojono membuat relief dengan ukuran panjang 30 meter dan tinggi 3 meter yang menggambarkan Manusia Indonesia yang sedang membangun, bekerja di berbagai bidang dan tergambar dengan tubuh yang kekar.
Harijadi membuat relief dengan ukuran panjang 10 meter dan tinggi 3 meter yang menggambarkan tentang keanekaragaman Flora dan Fauna yang ada di Indonesia. Karya Harijadi terletak di lantai dua berhadapan dengan relief karya Sindoesodarsono Soedjojono.
Surono membuat relief dengan panjang 13 meter dan tinggi 3 meter yang menggambarkan tentang kisah Sangkuriang. Karya Surono terletak di lantai satu dekat pintu masuk.
Relief – relief yang ada di dalam gedung bekas bangunan terminal Bandar Udara Internasional Kemayoran ini dibatasi dengan pagar khusus guna menjaga dari tangan – tangan jahil yang dapat merusak karya bersejarah tersebut.



Link Download File : KLIK DISINI

Adhitya Nur Pratama
20314224
4TB06

Comments

Popular posts from this blog

Cara membedakan sepatu ADIDAS yang ORIGINAL & FAKE

ADIDAS CITY & ISLAND SERIES

Berbagai logo produk Adidas, apa bedanya?